Yar November
Yar, tampaknya risau setiap melihat perilaku korupsi. Orang yang memiliki posisi, seringkali tak tersentuh, seolah seperti seekor Camar. Tapi karena perilaku korupsinya, ia bukan lagi Camar, melainkan pesakitan, atau camar yang tersingkir. Yar, geram melihat korupsi yang tak habis2, nepotisme terus melilit. Karena itu, ia ingin keduanya segera enyah.
Disisi yang lain, Yar memerlukan keindahan alam, seolah seperti di tepi danau, agar jiwanya tenang diterpa semilir angn. Bagi Yar, alam yang bersih menyejukan dahaga jiwa. Karena itu, dia membayanagkan telaga ada di dalam jiwanya, atau jiwanya adalah telaga bagi orang lain, yang selalu menyejukan bagi orang yang hadir. Yar, membayangkan dirinya setidaknya seperti itu.
Puisi Yar Nov