Month: September 2021

Menyangga Keberagaman, Keselarasan, dan Kelestarian

HARI GINI ANAK MUDA NGARIT?

  Ngarit terdengar asing dan aneh bagi anak muda sekarang. Setelah diperbudak gawai, apa ya masih mau ngarit di sawah? Jelas, bagi anak muda, ngarit bukan pekerjaan gampang meskipun kelihatannya cuma cari rumput. Dan tidak hanya berhenti sekedar cari rumput saja, karena rangkaian dari pekerjaan ngarit berikutnya harus kasih makan kambing sesampainya di rumah. Apalagi,…
Read more

Marlin Dinamikanto

Tiga puisi Marlin ini mengandung sindiran, sebagaimana sindiran tidak memiliki pretensi meonohok, tetapi memiliki suasana menggelikan, sehingga siapa yang membaca sindirannya bisa ikut tertawa. Ia tidak hanya menyindir pemerintah atau orang mapan lainnya, tetapi juga menyindir dirinya sendiri, menyindir hidupnya sendiri. Karena itu, puisi Marlin enak dan lucu dinikmati.

FESTIVAL BUDAYA KOTAGEDE 2021

Festival Budaya Kotagede yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta berlangsung pada 23 – 27 September 2021.    Hari  pertama: Kamis, 23 September 2021 Pukul 13.00 – 14.20 WIB: Pembukaan FBK 2021 Pukul 14.30 – 16.00 WIB: Webinar “Imunitas di Tengah Pandemi: Kamu dan Jamu” Pukul 16.00 – 17.30 WIB: Webinar “Petilasan Tempat Tambatan…
Read more

PENATAAN PERABOT RUANG DI DEPAN SENTHONG MENURUT TATA NILAI ORANG JAWA DI KOTAGEDE

Foto: Senthong rumah Bpk. Tjokrosudarmo di Kampung Alun-alun, Kotagede.   Penataan perabot ruang depan senthong merupakan tradisi masyarakat Kotagede dalam memberlakukan ruang depan senthong yang dimiliki. Sehingga hadir sebuah keindahan yang seperti dipakemkan di masa lalu, diteruskan oleh generasi berikutnya yang masih mempunyai kenangan indah tidak terpaut jauh dari generasi awal. Sayangnya, sampai sekarang hal…
Read more

Heru Mugiarso

Tiga puisi Heru yang ditayang ini bertumpu pada empat hal: rindu, luka, cinta dan misteri, yang semuanya ada di dalam kehidupan. Namun, meski dalam suasana seperti itu, Heru tetap (terus) tersenyum. Karena meski luka dan rindu mengurungnya, senyum tak bisa dibuang. Bahkan baginya, ‘senyum adalah kosa kata’. Ia perlu, dan harus ada dalam hidup yang…
Read more

Sus S. Hardjono

Sus, demikian dia biasa dipanggil, biasanya menulis puisi lirik. Banyak puisi lirik yang dia publikasikan di sejumlah media, termasuk dalam antologi puisi bersama. Tapi kali ini dia mengirimkan puisinya yang bersifat naratif. Kalimatnya panjang-panjang dan tidak perlu menjaga rima. Karena puisi naratif, seolah seperti sedang berkisah. Tetapi tema yang disajikan sama, menyangkut kekawatiran, kecemasan, kenangan,…
Read more

PELUNCURAN “KELANG,” BUKU KARYA HERSUMPANA

Berkenaan dengan peringatan 40 hari meninggalnya Hersumpana (Redaksi Pelaksana Web. Sanggaragam), Program Studi Sosiologi Universitas Atma Jaya bekerja sama dengan Sanggaragam – Yayasan Pondok Rakyat, Perhimpunan Our Indonesia, Aliansi Bela Garuda, menyelenggarakan acara lansir buku karya Hersumpana yang berjudul “Kelang”. Sebuah buku yang mengupas tentang perjuangan dan pergulatan hidup perempuan penenun Sikka, Nusa Tenggara Timur.…
Read more

Eddy Pranata PNP

Eddy Pranata, seorang penyair yang tinggal di Banyumas, menangkap kengerian hidup, bukan karena sedang mengalami bencana atau kecelakaan. Melainkan imajinasinya melayang jauh ke depan, sambil melihat dunia kecil sehari-hari, yang hampir-hampir tak bisa meninggalkan teknologi komunikasi, padahal usianya masih bocah. Sebagai penyair ia gelisah, dan menuliskannya dalam bentuk puisi, apa yang digelisahkannya itu.

Yuliani Kumudaswari

Puisi2 Yuliani seringkali menjanjikan suasana, seperti sepi, riang, duka indahnya alam dan lainnya. Kalaupun dia menulis menyangkut kesedihan, seperti puisi berjudul ‘Masa  Berkabung’ misalnya, rasa duka, sedih dibingkai suasana, sehingga dukanya terasa tak terlihat, meskipun dia menuliskan ‘kesedihan yang teronggok’ karena suasana alam membungkusnya, sehingga kesedihan tidak meremas hatinya.

WARUNG BU GIN

  Warung, per definisi, berbeda dengan restoran. Yang kelihatan tentu saja adalah bentuk fisik. Warung lebih sederhana; meja-kursi kayu sedikit lusuh, tanpa daftar menu, pembeli diandaikan tahu sendiri karena toh menu itu sehari-hari kita jumpai di rumah: sayur lodeh, gorengan, bakmi, oseng terong, sambal, ayam goreng, dan sebagainya. Semuanya familiar. Restoran tentu berbeda, bersih, dan…
Read more