Month: October 2022

Menyangga Keberagaman, Keselarasan, dan Kelestarian

Isbedy Stiawan ZS

Sebagai penyair, dan di Lampung dikenal sebagai Paus Sastra, Isbedy sangat produktif. Sejumlah puisinya sudah diterbitkan menjadi buku. Baik buku puisi tunggal karyanya, maupun antologi puisi bersama penyair Indonesia lainnya. Belakangan, ia banyak membacakan puisi karyanya, dan diunggah di youtube. Ia tak lelah terus berkarya. Itulah penyair, terus berkarya, dan Isbedy melakukannya. Tiga puisinya ini…
Read more

Toto ST Radik

Arah mata angin, setidaknya bagi Toto menunjuk suatu kota, dan timur , salah satu arah mata angin, menunjuk kota yang akan dikunjungi. Sekaligus timur menandakan dia tinggal di barat, salah satu arah mata angin yang lain. Timur yang dia sebut adalah Yogya, terminal Jombor salah satunya, atau alun-alun kidul, atau juga warung brongkos Handayani sebelah…
Read more

Reposisi Seni Pertunjukan di Era Disrupsi

Dalam rangka Peringatan Ulang Tahun Teater Alam yang ke-50, Teater Alam bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan  Provinsi D.I.Y, Dana Keistimewaan, Museum Sonobudoyo, dan  FSP ISI Yogyakarta menyelenggarakan: SEMINAR NASIONAL ● REPOSISI SENI PERTUNJUKAN DI ERA DISRUPSI Keynote Speaker Hilmar Farid, Ph. D. Direktur Jendral Kebudayaan Pidato Pembuka Aris Eko Nugroho, S.P. M.Si. Paniradya Pati Kaistimewaan D.I.Y…
Read more

Heru Mugiarso

Tiga puisinya ini, sedikit dari sejumlah puisi yang sudah ditulisnya ditahun 2022, menandakan bahwa Heru terus menulis puisi. Ia seringkali tertarik pada alam, setidknya suasana alam, termasuk suara serangga. Ia juga terpeseona pada kota, dan seringkali merindukan, atau juga membayangkan satu negeri yang nyaman, mungkin berbeda di negeri yang dia tinggali. Ia membayangkan negeri di…
Read more

Yang Gaib di Bulan Purnama

Di bulan Oktober 2022, Sastra Bulan Purnama memasuki edisi 133, atau sudah genap 11 tahun. Dalam edisi ini, satu buku karya Dewi Anggraeni berjudul “Yang Gaib dan Yang Kasatmata”, diterbitkan penerbit Ombak Yogyakarta, akan mengisi Sastra Bulan Purnama pada Sabtu 15 Oktober 2022, pk. 15.00 WIB di Tembi Rumah Budaya, jl. Parangtritis Km 8,4, Tembi,…
Read more

Jang Sukmanbrata

Harapan dan cinta menjadi pilihan tema dua puisi Jang Sukmanbrata. Bukan cinta sejoli, tetapi cinta terhadap kehidupan, sehingga ‘Nuh didamparkan di darat’. Keduanya, tak menyatu dalam dua puisi, karena harapan merupakan refleksi diakhir tahun, yang tentu saja, sekaligus melupakan masa silam, yang dia katakan sebagai ‘peluk lalu lepas si masa silam’, lalu diteruskan ‘dekap dan…
Read more