Selsa
Setelah kepergian suaminya, Selsa sepertinya tak bisa melepas rindu. Denyut hidupnya seolah selalu tak kuat segera kembali bertemu. Dunia yang dijalani sudah berbeda, tetapi ingatan tidak bisa sirna. Ia sering membayangkan, seolah seperti sedang jalan menuju pulang, untuk bertemu yang dirindukan, yang disebutnya ‘Kekasih Jiwa’. Rupanya, kerinduannya bukan hanya pada suaminya yang telah tiada, tetapi juga pada leluhurnya, Melalui puisi, kerinduan yang tak tertahankan bisa diobati. Agaknya, bagi Selsa, puisi bisa menjadi terapi. Dua puisinya ini menggoreskan kedukaan, yang mungkin belum sepenuhnya hilang. Tetapi, duka tidak membuatnya terlena, malah diolah menjadi energi kreatif, dan menghasilkan puisi.
Puisi Selsa