ANEKA JAJANAN PASAR
Mengapa jajanan pasar? Rupanya memori rasa semasa kecil atau pernah bertempat tinggal di suatu wilayah yang memiliki pasar tradisional, tentu saja terdapat penjual jajanan pasar, dan kita pernah belanja untuk dikonsumsi.
Bagaimana panganan yang disebut jajananĀ pasar menjadi jajanan pusaka rakyat dan mampu menyesuaikan diri dengan gaya hidup urban, kecuali ada beberapa yang lenyap dampak dari seleksi perubahan zaman.
Akan tetapi, ada yang secara cerdas, para pengolah pembuat jajanan pasar mengubah kemasan agar penganan jajanan pasar itu tetap tampil gaul, tanpa kehilangan rasa “tradisional”-nya. Ikatan tempat yang disebut kampung halaman yang pernah kita tinggali atau tempat kita berdomisili yang memiliki pasar tradisional, masih menjadikan jajanan pasar terus hidup dalam kehidupan suasana urban.
Kini, jajanan pasar menjadi selera masyarakat urban yang ingin serba praktis, tengok saja di los deretan tengah pasar Kotagede pagi hari dan di kios-kios pasar sebelah barat pada sore hari sampai malam hari, begitu semarak ikut menyelamatkan roda perekonomian rakyat. Para pengolah jajanan pasar melakukan konsinyasi, titip jual kepada para pemilik lapak kios di pasar Kotagede.
Jajanan pasar mempunyai ikatan kuat dengan masa lalu. Dalam kandungan makanan terkandung aspek manusia dan lingkungan akar sosial seseorang serta sekelompok masyarakat, termasuk ikatan rasa dengan jajanan pasar. Jajanan pasar menjadikan seseorang seperti membeli rasa masa lalu dan menyantap kenangan.
Biar bagaimanapun juga, dari masa lampau lidah kita sudah terbiasa dengan jajanan pasar, meskipun seseorang sudah berpindah tempat tinggal, menjadi pejabat, hidup di kota besar yang berbeda, tetaplah mereka tidak akan kehilangan kenangan terhadap rasa yang telah menjadi memori, yang pada suatu saat, ketika ada kesempatan pasti akan kembali ke akar masa lalunya, melalui jajanan pasar.
Jajanan pasar, yang merupakan “jajanan pusaka rakyat” yang dahulu dijual di pasar-pasar tradisional, seperti di pasar Kotagede, terus menggeliat hidup dan berkembang, bernafas dengan berbagai persoalan perubahan gaya hidup masyarakat, seperti salah satu kasusnya, jajanan pasar yang dahulu dijual di pasar Kotagede, sekarang musti bersanding hidup berdampingan dengan panganan zaan sekarang yang mampu mengisi perubahan jaman, seperti: tart, black forest, brownis kukus, roti kukus, kue lapis, tiramisu, dan masih banyak lagi.
Jajanan pasar Kotagede dibedakan menjadi beberapa, yaitu:
1. Jajanan Pasar dari Luar Kotagede
Yang diolah dan dibuat orang-orang dari desa pinggiran Kotagede dibawa dan dijual di pasar Kotagede yang dibeli masyarakat Kotagede dan masyarakat luar Kotagede yang belanja di Kotagede. Seperti: gatot, tiwul, tiwul intil, cenil, gerontol juruh, entok-entok jagung, entok-entok beras, entok-entok katul, onde-onde, ongol-ongol, gompa, cara, ketan ireng, ketan srundeng, ketan bubuk, jadah ireng, jadah putih, wajik soklat, wajik abang, klepon, putu bumbung, putu mayang, blondo, cabuk, keringan, talam, tetel gedang kapok, clorot, plered, somo ewo, getuk, tawonan, puli, cucur, serabi, ampyang, ingah-ingih, grubi, glithi, marning, moto maling, bol emprit, manggleng, sate kolang-kaling, peyek kacang gimbal, peyek kedelai hitam, peyek kacang hijau, peyek teri, apem, gandos beras, gandos ketan. Sementara jajanan dalam kemasan bungkusan daun pisang yaitu: botok mandingan, botok teri, bongko, ayung-ayung, gembrot sembukan, mendut, lemper, hawuk-hawuk, nagasari, carang gesing, pepes ikan, megono, urap, trancam, gudangan, brondong jagung, brondong ketan (jipang).
2. Jajanan Pasar Buatan Orang Kotagede
Jajanan diolah dan dibuat orang-orang Kotagede dan dijual di pasar Kotagede yang membeli masyarakat Kotagede dan masyarakat luar Kotagede. Seperti: roti kembang waru, legomoro, semar mendem, yangko, kipo, ukel, banjar, lombokan, koyah, rengginan legi, wajik klethik, sagon, gandos loyang, bikan mbok punjul, jangkring, ledre intip.
3. Minuman Tradisional Khas Kotagede
Dibuat oleh orang-orang dari desa pinggiran Kotagede dan juga orang Kotagede dijual di pasar Kotagede. Seperti: rujak ceplus, rujak gobet, semelak, legen, bajigur, rak aren, madumongso, setup bligo, setup jambu,setup sersat, wedang bandrek, wedang serbat, wedang uwuh, wedang ronde, wedang secang, saridele, citrun, cao, gempol, kunir asem, temu lawak, wedang tiyungke.
4. Aneka Lauk Sayur
Seperti: sarang bandang, asem-asem, bence, lodeh, brongkos, keleci, gudek sambel basah, gudek sambel kering, semur, bobor, oseng-oseng kembang pisang, oseng-oseng kacang panjang, oseng-oseng posol, oyok-oyok.
5. Aneka Jenang (Bubur)
Jenang sungsum, jenang monte, jenang grendul, jenang ketan hitam, jenang kacang hijau, jenang lemu, jenang krecek, jenang tela pendem, jenang pelok pelem.
6. Aneka Makanan Sajen
Tumpeng robyong, nasi gurih, ingkung ayam, pisang raja, nasi ambengan, nasi tumpeng, nasi senopaten (nasi merah dengan lauk ikan asin), jenang abang putih, jenang palang, opak angin.
Demikian sekilas tentang jajanan pasar di pasar tradisional, khususnya di Pasar Kotagede.
Erwito Wibowo (Ketua BPKCB Kotagede)