Komunitas Perempuan Bertutur dan Lomba Storytelling
Komunitas Perempuan Bertutur (KPB) lahir di Yogyakarta pada 12 Desember 2020, merespons situasi dan kondisi Indonesia atas serangan pandemi Covid-19. Ketika orang-orang lebih banyak berdiam diri di rumah dan tidak dapat melaksanakan aktivitas seni di luar rumah, sekelompok perempuan memunculkan ide untuk membuat buku cerita fiksi dari pengalaman hidup para perempuan. Kemudian, lahirlah buku kumpulan cerita pendek dengan judul “11 Perempuan Bertutur” yang pada 13 Februari 2021 meluncurkan buku pertamanya.
Melalui media sosial Facebook, Komunitas Perempuan Bertutur menyampaikan ajakan kepada semua perempuan tanpa memandang ras, suku, agama, dan latar belakang pendidikan maupun kehidupan untuk menuturkan pikiran-pikirannya dan menuangkannya dalam narasi cerita yang tidak hanya berakhir menjadi status facebook saja ataupun media sosial lainnya.
Komunitas Perempuan Bertutur merupakan wadah atau media pembelajaran menulis fiksi mini bahasa Indonesia bagi semua perempuan. Pada tahun 2024 ini, Komunitas Perempuan Bertutur telah menerbitkan 4 buah buku, yakni 1 buku kumpulan cerita pendek “11 Perempuan Bertutur” (2021), 3 buah buku kumpulan fiksi mini yakni “Tenedor Libre” (2022), “Morse” (2024), “Langkah” (2024).
Produk dan kegiatan Komunitas Perempuan Bertutur yaitu meluncurkan 4 buku antologi fiksi (perempuan penulis), menulis fiksi mini bersama dengan tajuk “Fikmin On the Spots” (triwulanan), workshop penulisan, diskusi dan peluncuran buku, pergelaran baca fiksi mini, dan lomba-lomba (baca dan cerita) yaitu “Parade Baca 200 Judul Fiksi Mini” dari buku “Morse” pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2023.
Sementara itu, di era modern 4.0, media sosial bukan lagi hanya berupa tulisan atau gambar, melainkan juga video-video pendek maupun panjang dengan konten yang sangat beragam. Oleh karena itu, Komunitas Perempuan Bertutur dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya yang ke-4, pada 12 Desember 2024, mengadakan lomba storytelling.
Storytelling adalah sebuah seni dari keterampilan bernarasi atau bercerita yang dilakukan secara lisan kepada orang lain yang menggambarkan peristiwa yang sebenarnya maupun berupa fiksi yang berisi sebuah pesan, informasi, gagasan ataupun sebuah dongeng mengenai pembelajaran tentang kehidupan. Kegiatan storytelling mampu membawa seseorang untuk berimajinasi dan berfantasi terhadap cerita yang dibawakan sehingga mereka mampu mengkreasikan sesuatu berdasarkan khayalan mereka.
Masyarakat Indonesia sudah sangat familier dengan lomba-lomba baca puisi (dengan teks) dan deklamasi (tanpa teks). Melalui lomba storytelling , KPB mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mengenal fiksi mini produk dari perempuan penulis yang tergabung dalam Komunitas Perempuan Bertutur dengan cara menghafal naskah fiksi mini dari 3 buku antologi KPB (“Tenedor Libre”, “Morse”, “Langkah”).
Lomba storytelling yng diselenggarakan oleh Komunitas Perempuan Bertutur menggunakan sistem seleksi daring, dengan harapan, sistem ini dapat membangkitkan semangat dan kreativitas anak-anak muda untuk menarik perhatian penonton dengan menggunakan postur tubuh, mimik wajah, bahkan alat peraga yang mereka siapkan. Peserta diharapkan dapat merasakan suasana panggung dengan mereka sebagai pendongengnya.
Dengan lomba storytelling ini, sebuah karya sastra tidak hanya berakhir menjadi buku untuk dibaca saja, tetapi juga dapat menjadi sebuah pertunjukan. Peserta lomba akan menghafal dua buah fiksi mini yang terdiri dari fiksi mini wajib dan fiksi mini pilihan secara daring dengan mengirimkan video terbaik mereka.
- Info lebih lanjut sila kontak: 0812-2811-5503 (Gemi)
- Komunitas Perempuan Bertutur