Strategi Manajemen Kampung Warna-Warni di Kotagede

Menyangga Keberagaman, Keselarasan, dan Kelestarian

Strategi Manajemen Kampung Warna-Warni di Kotagede

Oleh: Erwito Wibowo

Pendahuluan
Potensi kampung dimulai dengan: (1) Perwajahan kampung biasa, (2) Tidak adanya gagasan yang menjadikan kampung biasa menjadi luar biasa, (3) Tidak terorganisasinya gagasan untuk mengubah kampung yang biasa menjadi luar biasa, (4) Diperlukan motivasi agar muncul inisiatif gagasan tentang perwajahan kampung yang biasa menjadi kampung yang luar biasa melalui perwajahan, (5) Beberapa kampung sudah mengawali sebagai contoh inspirasi bagi kampung lainnya, seperti di kampung: Trunojayan, Alun-Alun, Bumen, Dolahan, dan lain-lain.

Beberapa masalah yang harus diperhatikan dalam penerapan tampilan perwajahan kampung warna-warni. Dengan mencermati tingkat persaingan gagasan kreatif positif antarkampung di Kotagede semakin kompleks, yang masing-masing kampung berupaya membranding kampungnya melalui kegiatan apa saja, dan di saat ini sudah memasuki tahap kompetitif agar dikenal lebih jauh potensi yang dimiliki kampung, potensi lainnya tentu diharapkan akan terangkat melalui satu branding yang namanya manajemen kampung warna-warni. Pengaruh globalisasi terhadap persaingan, tidak hanya tingkat lokal saja, tetapi sampai tingkat nasional maupun internasional, dengan upaya bagaimana masyarakat kampung di Kotagede membranding warna kampungnya dengan manajemen kampung warna-warni.

Adapun untuk mewujudkan perlu rencana dan program pelaksanaan. Langkah yang diperlukan yaitu masyarakat perlu menyepakati suatu titik visual yang akan dijadikan titik tolak percontohan penataan perwajahan visual melalui kampung warna-warni, yang kemudian diikuti pengembangan di titik lokasi lainnya. Agar seluruh elemen masyarakat bersedia ikut terlibat berkontribusi tenaga, pikiran, dan anggaran, keterlibatan langsung bisa dilakukan ketika saat proses pengerjaan. Perancang visual merancang konsep dalam lembaran kertas yang bisa dipahami masyarakat, kemudian membuat coretan pada dinding yang sudah ditentukan. Masyarakat luas dilibatkan mengerjakan sesuai tingkat kemampuannya, misalnya, menutup blok-blok bidang luas dengan warna-warna dasar yang sudah ditentukan. Tenaga terampil yang akan melakukan sentuhan akhir secara detail. Dengan begitu, masyarakat luas merasa memperoleh peran, dan tentu saja, juga merasa memiliki dan akan ikut menjaganya dari vandalisme perusak mural dinding.

Untuk mewujudkan semua itu, perlu strategi membangun inisiatif dan motivasi masyarakat kampung, agar gagasan segera bisa menyebar secara luas. Perlu pula membuat satu percontohan di satu titik yang dipilih di dinding rumah lorong kampung yang pemiliknya merelakan. Kemudian, perlu juga koordinasi rencana pengerjaan secara serentak dengan membentuk tim gugus tugas pelaksanaan yang akan menjadi tulang punggung pengerahan masyarakat kampung secara luas.

Kebijakan Penataan Perwajahan Kampung Warna-Warni
Rancangan yang diarahkan merupakan upaya peningkatan kualitas dengan memanfaatkan potensi yang dulu belum ada menjadi ada. Potensi yang semula biasa saja, ketika memperoleh sentuhan perwajahan, menjadi luar biasa. Menjadi branding baru. Menjadi media promosi bagi nama baik kampung, sehingga usaha bisnis di dalam kampung ikut terangkat dengan adanya branding kampung warna-warni. Bisa juga menjadi sarana promosi wisata lorong kampung, dan tentu saja, merupakan upaya memberikan saluran wadah ekspresi bagi kaum muda serta masyarakat kampung peminat seni mural untuk ikut terlibat mempercantik suasana lorong kampungnya.

Dengan kampung warna-warni akan tercipta daya tarik bagi orang luar Kotagede yang memasuki lorong-lorong kampung di kawasan Kotagede. Nama baik kampung akan terangkat. Usaha kecil masyarakat di dalam kampung akan memperoleh dampak positif dengan adanya branding kampung warna-warni. Perwajahan kampung memiliki nilai suasana artistik, menjadi tempat yang unik, otentik.

Manajemen kampung warna-warni adalah merupakan salah satu cara menempatkan produk kampung berupa perwajahan di beberapa titik lingkungan yang akan memberikan suasana artistik dengan menyajikan tema-tema lokal, seperti : sejarah, dongeng, mitos, legenda, situs, artefak, bangunan landmark kota, bangunan rumah tradisional Jawa campuran indies, monumen khas penanda kampung, suasana orang bekerja dengan peralatan khas bagi aneka ragam mata pencaharian masyarakat kampung di Kotagede. Suasana yang akan dibangun melalui kampung warna-warni adalah merupakan upaya menancapkan produk nilai ke dalam pikiran orang dari luar Kotagede, ketika mereka memasuki lorong-lorong kampung di Kotagede, imajinasi mereka yang akan bekerja terhadap keberadaan masyarakat Kotagede. Kampung warna-warni akan menjadi slogan baru.

Penutup
Akan terjadi diferensiasi. Perbedaan akan nyata dan manfaat yang dirasakan masyarakat antar kampung di Kotagede. Kampung yang melakukan penataan tampilan perwajahan visual dengan kampung yang membiarkan lingkungan dan wilayah lorong-lorong kampungnya tidak tersentuh dan digarap menjadi perwajahan kampung warna-warni. Akan menjadi sebuah produk kampung yang berbeda dengan kampung lainnya, menjadi kampung biasa saja, yang tidak diperhitungkan karena tidak ada titik tolak perhatian yang menarik untuk dilihat. Lingkungan dan kawasan perwajahan merupakan bagian dari pelayanan yang baik bagi orang luar Kotagede yang memasuki lorong-lorong kampung di Kotagede. Di dalam istilah sekarang, perwajahan lingkungan menjadi standar pelayanan awal yang prima.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *