Dedet Setiadi

Menyangga Keberagaman, Keselarasan, dan Kelestarian

Dedet Setiadi

Puisi Dedet seringkali mengejutkan, imajinasinya liar, sehingga pilihan kata yang diambil menghidupkan puisinya. Ia seolah tak pernah berhenti merenung, meski jalan hidupnya ‘mengharuskan’ tak bisa berhenti bergerak. Rupanya, merenung yang dilakukan Dedet tidak harus sendirian di ruang sunyi. Justru bertemu dengan orang lain adalah cara dia merenung. Antara ‘hati dan laku” bukan area yang terpisah, kalau keduanya dibedakan dia akan merasa ‘kehilangan’. Karena keduanya adalah satu, setidaknya seperti ‘dipelaminan’, dan disinilah perbedaan ditemukan, dan ‘menyatu di pelaminan waktu’.

Puisi Dedet Setiadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *