Puisi Marheni Eva

Menyangga Keberagaman, Keselarasan, dan Kelestarian

Puisi Marheni Eva

Tempurung Suwung

Di sisni kita pernah menjadi sepasang bocah tua

yang tak peduli disorak norak

mengais sunyi merangkai lidi jadi keping-keping

puisi kar’na tak lagi cukup mendulang diksi

di senja lelah kita terpana puisi terindah pada

seglundung tempurung yang kita belah lalu takluk

kita bentuk ciduk maupun beruk

di tempurung suwung itu ada rindu bisu yang  tak berujung

14-09-2020

Karsila/free vignet art/pinterest

 

Ibu adalah doa yang senyap

Bila kau tak mampu memahami diamNya

Kaupun takkan pernah mampu memahami

kata-kataNya

 

4-3-21

 

Rindu

 

Ah!

Itu bukan juntai wora-wari yang menyruak

gumpal-gumpal mega sunyi

 

Bukan!

Itu letup degup yang tak berhenti bergeriap di segala

yang kutatap

Itu wajahmu yang paling  senyap

27-08-2020

Marheni Eva, penulis sastra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *