Marjuddin Suaeb
Ketika muda dulu, Marjuddin seringkali menyusuri sudut-sudut kota Yogya, tetapi setelah memilih menetap di dusun, hal seperti itu tak dilakukannya lagi. Apalagi di masa pandemi ini, dia lebih banyak tinggal di rumah: ‘Lama tak mencari/Selama Pandemi/Tak Pernah Pergi/Meringding tiap dengar berita mati. Begitulah Marjuddin, menuls puisi menyangkut kenangan masa lalu, dan bagaimana persahabatan memiliki kualitas. Karena tinggal di dusun, dan acapkali bertemu rumpun bambu, ingatannya menuju ke sana. Kehidupan keseharian dia terasa puitis, kalau tidak tepat disebut absurd. Maka, jangan menebas bambu, seperti menebas persahabatan. Kalau itu dilakukan, ‘serasa menebas iman pada Gusti.
Puisi Marjuddin